FILOSOFI TERAS
FILOSOFI TERAS
ABEL RAEL SURATMAN
XI IPS 1
SMA MARTIA BHAKTI TAHUN AJARAN 2023/2024
Filosofi Teras adalah buku yang berisikan ajaran filsafat
stoa. Filsafat stoa adalah nama dari
sebuah aliran filsafat Yunani yang diciptakan oleh Zeno. Stoa adalah tempat favorit Zeno dalam mengajar
filosofinya kepada muridnya (kaum stoa) sehingga nama filsafatnya disebut
dengan stoisisme. Alasan
penulis memberi judul Filosofi
Teras karena terdapat banyak orang yang sulit menyebutkan “stoisisme” sehingga menggunakan terjemahan dari kata stoa, yaitu teras.
Penulis Filosofi Teras
membagi tulisannya menjadi dua belas bab yang menarik, yaitu survei
khawatir nasional, sebuah filosofi
yang realistis, hidup selaras dengan
alam, dikotomi kendali,
mengendalikan interpretasi dan persepsi, memperkuat mental, hidup di antara orang yang menyebalkan, menghadapi kesusahan dan musibah, menjadi
orang tua, citizen
of the world, tentang kematian, dan penutup. Ajaran yang terdapat pada
buku Filosofi Teras dapat diterapkan
oleh siapa saja dan tidak bersifat memaksa sehingga pembaca
bebas boleh menerapkannya atau tidak.
Ajaran filsafat stoa yang terdapat pada buku Filosfi
Teras bertujuan agar pembacanya atau
yang menerapkan mampu hidup dengan tenteram dengan cara bebas dari emosi negatif, seperti
sedih, marah, cemburu,
curiga, baper, dan lain-lain. Selain itu, filsafat stoa juga memiliki tujuan
agar para pembacanya dalam menajalani kehidupan untuk dapat mengasah kebajikan.
Ada empat kebajikan utama yang diajarkan, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri. Buku Filosofi
Teras juga mengajarkan kita sebagai manusia untuk wajib hidup selaras
dengan alam. Maksudnya adalah kita
harus hidup dengan menggunakan nalar. Hal ini
disebabkan karena yang membedakan manusia dengan binatang adalah manusia memiliki nalar, akal sehat, rasio, dan
kemampuan penggunaannya untuk hidup berkebajikan.
Terdapat salah satu bab atau ajaran yang paling menarik
dan bermanfaat bagi pembaca Filosofi
Teras, yaitu ajaran dikotomi kendali. Dikotomi kendali adalah sebuah ajaran yang menjelaskan bahwa dalam
hidup ada hal yang dapat kita kendalikan
dan ada yang tidak dapat kita kendalikan. Jika hidup hanya berfokus pada apa yang dapat kita kendalikan maka kita akan bahagia. Namun,
apabila hanya memikirkan apa yang tidak dapat kita
kendalikan maka itulah penyebab kita tidak bahagia.
Jika kita menggunakan prinsip ini maka dapat membantu kita untuk tidak mudah khawatir terhadap suatu hal atau
kejadian yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi
dimasa yang akan datang.
Dalam pandangan filsafat stoa, definisi bahagia adalah
ketika kita hidup bebas dari emosi
negatif, bukan saat banyak memiliki emosi positif. Dengan adanya emosi negatif yang terus bersarang pada diri manusia
maka bisa menyebabkan timbul rasa khawatir dan cemas yang berlebihan. Timbulnya rasa khawatir biasanya disebabkan oleh opini yang tidak rasional
ataupun opini dari orang lain. Padahal, opini orang lain adalah
salah satu hal yang tidak dapat kita kendalikan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mulai bisa menerima hal-hal yang
bukan dalam kendali kita agar dapat mengurangi
rasa cemas sehingga tidak menyebabkan stres. Ketika kita mulai merasakan emosi negatif, kita dapat melakukan
langkah-langkah S-T-A-R (Stop, Think & Assess,
Respond) untuk mengatasinya.
Filosofi Teras sangat memperhatikan hubungan antar manusia. Dalam berkehidupan sosial ada saja orang yang menyebalkan,
bahkan terkadang dapat membuat kita tersinggung.
Terlebih lagi, saat ini kita hidup melekat dengan media sosial yang dapat menjadi tempat orang untuk
berkomentar negatif atas hidup orang lain. Buku ini mengingatkan kita bahwa bisa saja orang-orang bersikap
menyebalkan karena mereka tidak
tahu, bukan karena disengaja. Jadi, saat kita merasa tersinggung oleh
perkataan atau perbuatan orang lain, itu adalah salah
kita sendiri. Mengapa
demikian? Karena sebenarnya kita dapat mengendalikan persepsi dan pikiran
kita sendiri.
Filosofi Teras memang berisikan ajaran filsafat, tetapi
gaya bahasa yang digunakan oleh
penulis terkesan santai dan tidak memberatkan pembaca karena disampaikan dengan
cara yang mudah dipahami. Ilustrasi yang ditampilkan juga sangat
menarik. Selain itu, isi buku ini
juga didapatkan dari data survei, psikiatri, bahkan wawancara dengan praktisi media sosial. Dengan begitu, buku ini berisikan hal-hal yang memang dialami
oleh generasi milenial
saat ini.
Namun, isi dan beberapa bahasan dari buku ini
diulang-ulang sehingga dapat membuat
pembaca menjadi bosan. Terlepas dari kekurangan yang dimilikinya, buku ini sangat
direkomendasikan bagi siapa yang ingin hidupnya
lebih tenang, terutama
para generasi milenial yang sering merasa cemas. Dengan menerapkan
ajaran filsafat stoa dalam keseharian kita, dapat membuat
hidup lebih tenang.
Kesimpulannya yaitu Filosofi Teras adalah sebuah buku pengantar filsafat
Stoa yang dibuat khusus sebagai panduan moral anak
muda. Buku ini ditulis untuk
menjawab permasalahan tentang
tingkat kekhawatiran yang cukup tinggi dalam skala nasional, terutama
yang dialami oleh anak
muda.
Komentar
Posting Komentar