RESENSI Biografi Gus Dur K.H. Abdurrahman

RESENSI BUKU

NAMA : ADZRA NADHIFAH Y. R.

KELAS : XI IPS 1

SMA MARTIA BHAKTI

 

 


 

Judul Buku : Biografi Gus Dur K.H. Abdurrahman

Penulis : Muhammad Rifai

Penerbit : GARASI

Tahun Terbit : 2020

Kota Terbit : Yogyakarta

Tebal Buku : 202 halaman, 13,5 X 20 cm

Jenis Buku : Biografi

ISBN : 978-623-7219-60-6


 

SINOPSIS

    Abdurrahman Wahid, yang akrab dipanggil Gus Dur, adalah pejuang sejati demokrasi, bapak pluralisme, tokoh antikekerasan, pembela orang-orang termaginalkan yang papa suara. Gus Dur sekaligus adalah pelindung bagi kaum minoritas agama,gender,keyakinan,etnis,ras, dan juga posisi sosial. Kendati demikian, Gus Dur tetap dihujat kelompok mayoritas dan bahkan kalangannya sendiri.

 Tegaknya demokrasi di Indonesia adalah cita-cita lama Gus Dur. Baik saat berkuasa maupun di luar kekuasaan, ia terus mengabdi dan mengawal demokratisasi. Saat kekuasaan ada di tangannya, ia gunakan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat banyak. Dan, Ketika kekuasaan harus dilepaskan, ia lepaskan tanpa hati berat, legowo. Kekuasaan bukanlah segala-galanya. Baginya, “Pengabdian tidak perlu dengan kedudukan apa-apa. Orang mengabdi bisa dalam kapasitas bermacam-macam, sama saja. Tergantung orangnya.”

 Begitu juga dengan perjuangannya yang pantang menyerah dalam plurarisme. Bagi Gus Dur, keberagaman adalah Rahmat tuhan. Sebaliknya, menolak kemajemukan sama halnya mengikari pemberian Tuhan. Perbedaan merupakan keniscayaan, karena itu Gus Dur memandang perbedaan sebagai pemberian ketimbang sebatas pilihan. Dan sebagai rahmat, keberagaman pasti membawa kemaslahatan bangsa.

   Sejak kecil Gus Dur selalu mengenakan kaca mata tebal. Matanya yang sebelah kiri hamper bisa dikatakan mengalami kebutaan atau tertutup total, sementara mata sebelah kanannya diperkiraan kurang baik pengelihatannya. Giginya tidak rata dan agak kuning. Rambutnya hitam berombak dan terkadang tidak tersisir rapi. Kalau berjalan tidak pernah sendirian, dan tidak terlalu sempurna untuk berjalan lantaran beban berat tubuhnya.

   Penampilannya terlihat sederhana. Kehangatan selalu terpancar dari cara dia menghadapi para tetamunya yang tak hentinya berkunjung. Pakaiannya juga tak mewah, bahkan terkesan sangat sederhana.

   Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 kalender islam (Agustus) 1940. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya’ban, sama dengan 7 September 1940. Abdurrahman Wahid adalah anak pertama dari pasangan K.H. Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.

 KEUNGGULAN BUKU:

Apa pun yang dilakukan Gus Dur merupakan upaya untuk meniarapkan segala disparitas dalam rangka memanusiakan manusia sebagaimana fitrahnya.

Dalam buku ini, penulis tidak saja menghadirkan perjuangan dan pemikiran sosok Gus Dur, tetapi juga bagaimana kita menempatkannya sebagai guru bangsa dan apa saja yang patut kita teladani,lengkap dengan biografinya 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI BUKU BIOGRAFI IBNU SINA